Piandao adalah seorang ahli pedang, guru, dan seorang ahli kaligrafi dari Negara Api. Mantan dari pasukan Negara Api, dia juga memiliki pangkat yang tinggi di Urutan Teratai Putih. Piandao juga pernah mengajar Sokka dalam bidang persenjataan, terutama pedang. Terlebih lagi, keikutsertaannya pada Liberasi Ba Sing Se.
Sejarah[]
Piandao lahir pada dua orang pengendali api, yang keduanya adalah ahli dalam bidang seninya. Malu karena memiliki anak dengan berbeda bakat, kedua orang tuanya mengirim Piandao ke panti asuhan. Ia tumbuh di sana, di mana ia mempelajari seni kaligrafi dan melukis. Hal tersebut menyegarkan pikirannya saat penat.
Di usia kesepuluh, Piandao mengikuti kamp anak - tempat ia mengetahui bakatnya; pedang. Dia fokus pada bidang studi di tentara, di mana dia mengembangkan talentanya dalam pedang di gaya pertempuran. Piandao berjuang pada banyak pertempuran untuk Negara Api dan memenangkan itu semua. Namun, setelah beberapa tahun berperang, Piandao kehilangan seleranya untuk berperang dan berusaha untuk menjadi orang yang lebih damai. Dia merasa semakin bertentangan dengan peran Negara Api dalam Perang Seratus Tahun, dan dia meninggalkan tentara dan berkeliling dunia selama bertahun-tahun, belajar di bawah naungan berbagai pengendali, prajurit, dan pengrajin.
Setelah beberapa tahun, Piandao kembali ke Negara Api dan membuat suatu pelatihan, di kota Shu Jing. Pasukan Negara Api mendatangi dia, hendak menangkapnya setelah membelot dari Negara Api. Namun, pada sejarah legendaris tertulis, bahwa ia dengan mudah mengalahkan ratusan pengendali api tersebut. Ia pun mendapatkan ketenangannya kembali. Beberapa waktu setelah ini, Piandao melatih Pangeran Zuko dalam Pedang Dao Kembar.